Guitar Solo Stuck in My Head

5. Queen – Bohemian Rhapsody

Queen, what else will you say about them? Totally legendary. Lagu-lagunya seperti hidup dan punya jiwa. Tengok We Are The Champion, Love of My Life, dan yang kita bahas sekarang Bohemian Rhapsody. Tiap struktur penyusun lagu sudah terkalkulasi sempurna. Tidak berlebih, tidak kurang. Kalau dicover dengan modifikasi, pasti rusak susu sebelanga. Melodi gitar Brian May disini merekatkan antar verse dengan runut. Dan indah tentunya.

Saya taruh ini tidak di nomor 1 dan 2 karena tidak butuh penjelasan panjang lebar tentang guitar melody lagu ini. Tapi sekali lagi, numbering disini bukan ranking. Hanya preferensi.

6. Jimi Hendrix – Little Wing (Skid Row version)

Technically exellent but easy listening. What a great creature from God of Guitar Jimi Hendrix.

Tapi saya lebih suka versi cover Skid Row, karena sound lebih metal dan clean. Intro 30 detik. Verse 1 menit. Sisanya sampai menit 3:30 adalah melodi gitar.

7. Dream Theater (John Petrucci) – Spirit Carries On

Sebagai anggota Indonesia Dream Theater Fans Club edisi awal-awal, it is impossible to ignore them out. Puluhan lagunya berisi guitar solos yang aduhai, meski banyak juga yang menurut saya justru merusak mood dan suasana lirik. Kenapa demikian? Karena memang basically DT adalah aliran progressive metal, yang menjunjung freedom of music, membebaskan personel bermain secara rumit. Ketukan atau hitungan ganjil adalah salah satu cirinya. Narasi epic sering dibawa di lagu, sehingga durasi jarang yang pendek. Beberapa lagu berdurasi 20 menitan. Skill dewa di antara personelnya. Konsernya monoton. Serasa nonton 4 orang berlatih di studio plus 1 vokalis. Kenikmatannya adalah, dari saya pribadi, mengurai satu persatu kerumitan lagu tersebut.

Tentunya sebagai fans, tidak sedikit melodi gitar yang lengket di kepala. Memilih satu dari sekian puluh tentu butuh saringan yang berlapis.

Diantaranya yang elegan, memorable dan technically complicated adalah bagian outro dari Best of Times, Count of Tuscany, dan Octavarium. Lalu yang intricate seperti Under A Glass Moon. Namun pilihan saya jatuh ke Spirit Carries On. Lagu pertama DT yang saya kenal dan langsung jatuh cinta dengan bandnya. Melodi khas rock atau metal ballads, namun dibawa ke progressive metal di ujungnya.

Versi konsernya malah lebih syahdu, ada intro gitar. Lebih mencekam. Karena ceritanya memang tentang kematian. Check it out.

8. Metallica – Master of Puppets

Sejak menfavoritkannya sewaktu SMA dulu, saya menggunakannya sebagai levelling untuk menilai band-band lain. Saya suka mereka bisa menciptakan riff-riff metal yang crunchy meski tetap bernafas black metal yang kental. Ini yang sulit tingkat dewa. Siapa yang tidak lekat dengan riff Enter Sandman, Seek and Destroy, Fade to Black, dan One.

Untuk melodi Kirk Hammet, saya tidak terlalu menyukainya karena dominan shredding, berantakan dan liar. Namun Master of Puppets ini tidak hanya reff-nya sepanjang lagu yang aduhai, namun solonya (lebih tepatnya duo) juga melodis.

9. Avenged Sevenfold – Seize The Day (2005)

Sepengamatan saya, band ini sedikit dari ribuan di era 2000-an yang masih menampilkan solo gitar yang aduhai. Atleast, musical talent and passion are there, as metal band. Langka jaman now. Pun mendiang drummer-nya juga sangat talented.

Pertama kali menonton video clipnya, ingat November Rain. Sang gitaris main melodi di atas peti mati sebuah proses pemakaman, pake topi tinggi. Saya pilih judul ini untuk dicantumkan disini dari beberapa kandidat seperti: Beast and The Harlot, So Far Away, Carry On, dan Hail to the King. Karena tema metal ballads lebih lekat di telinga dan cukup clean.

10. Dewa 19 – Pupus

Last but not least, giliran musisi dari Jamrud Khatulistiwa. Solo gitar menjadi sajian penutup lagu yang melodis dan anggun, dibawakan oleh gitaris legendaris: Andra.

Itu dulu yang bisa termuat disini sekeluarnya dari kepala. Sebenarnya masih ada beberapa ‘hall of fame’. Cukup saya list disini tanpa mengomentarinya. Cekidot.

  1. Deep Purple – Highway Star
  2. Eagles – Hotel California
  3. Michael Jackson – Black or White
  4. God Bless – Semut Hitam

Kalau dilihat dari 10 lagu band di atas, garis merahnya adalah:

  1. dominan dari era 70-90 awal. Jaman kejayaan rock dan metal band, berkorelasi dengan suburnya gitaris. Masuk 90-an, aliran grunge, punk, dan alternative naik daun, ditandai berjayanya Nirvana, Pearl Jam, Green Day, Blink 182, dll. Di aliran ini, solo gitar tidak mutlak ada. Dan cenderung lebih sederhana.
  2. dominan grup band, bukan guitar solois, seperti Steve Vai dan Yngwie Malmsteen. Ini lebih ke perferensi saja. Lagu tanpa lirik, menurut hemat saya agak hambar dalam menyampaikan emosi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s